Total Tayangan Halaman

Selasa, 13 Agustus 2013

Hal besar bermula dari keputusan besar



“Hal besar bermula dari keputusan yang besar”…

Kalimat itu yang terus berkeliling di otak saya beberapa minggu terakhir…

Beberapa orang hebat muncul dengan bermula dari membuat keputusan besar dalam hidupnya…
Albert Einsten memutuskan berhenti sekolah pada sekolah umum karena dianggap orang yang bodoh oleh gurunya  dan akhirnya memilih untuk bersekolah di rumah dengan diajar dengan ibu nya sendiri.. dan apa yg terjadi? Beliau menjadi seorang ilmuan besar dengan penemuannya yang sensasional..

Tung desem waringin akhirnya memutuskan berhenti mejadi salah satu petinggi pada jajaran pejabat Bank Central Asia (BCA)… yang kemudian memulai merintis usaha dan sekarang menjadi ahli keuangan besar Indonesia…

Rangga Umara memutuskan berhenti kerja pada salah satu perusahaan .. dan memutuskan memulai usaha kedai lele dengan modal 3 juta… sekrang sudah memiliki puluhan kedai lele tersebar di Indonesia dan dunia..

Dan mungkin yang paling sensasional adalah… Bill Gates.. beliau memutuskan berhenti dan bahkan nyaris drop out dari salah satu universitas terbaik Harvard University.. hanya demi  mengembangkan Microsoft yang dulu masih jauh dari sekrang dan belom berkembang… dan apa yang terjadi sekrang?.. microsoft menjadi perusahaan raksasa dan Bill Gates masuk jajaran atas orang terkaya dunia.

Lalu apa kata kunci dari itu semua?...
Kerja keras… tidak menyerah… fokus..

Emang ga mudah untuk mengambil keputusan besar itu… apalagi keputusan diambil disaat kita seakan – akan sudah terlena dengan keadaan yang ada…
keadaan yang nyaman dengan pendapatan tiap bulannya..
keadaan duduk santai nunggu perintah atasan..
nyaman dengan fasilitas yang disediakan kantor.. mobil.. ruang kerja dan kebutuhan yang terus disuplai..
namun,,… apa kita bisa berkembang?

Inget kata – kata yang pernah dilontarkan papa… “yang namanya laki – laki itu mah orang yang bisa berjalan diatas kakinya sendiri… klo masih numpang diatas kaki orang lain sih itu mah bukan orang”..

Lhaahh jd saya???...

Februari.. saya mengajukan resign dari Stisi Telkom.. sebuah institusi dalam naungan Telkom Indonesia..
Banyak yang menyayangkan… dari orang tua, sodara, temen..,
“ngapain si lu resign segala.. masa depan Telkom bagus kali hen..”
“mending sabaaarr.. jalanin ajaa.. ntr dah lulus S2 khan dah terjamin tuh”
“sayang hen.. masuk Telkom khan susah”..
Yaa walupun bukan dosen dan karyawan yang the best the best bgt.. tp saya cukup seneng dengan apa yg saya telah sumbangkan untuk Stisi Telkom…
Dan terakhir.. walaupun tidak berjalan mulus.. saya cukup senang dengan terlibat pada proyek “sangkuriang” pembangunan beberapa titik landmark Telkom Corporate University yang diresmikan Dirut Telkom dan jajaran pejabat Telkom..

tujuan hidup lu apa sih hen?.. suka aneh deh..
simple bro..”muda jalan2… tua seneng2… mati InsyaAllah masuk surga”…hehhee

hikmahnya yaa untuk sekarang mungkin bisa lebih fokus kuliah..
ama focus juga jalanin apa yang diimpikan bersama Koloni Tri Arsitama…

emang antara bumi dan langit skrang klo ngebandingin Koloni Tri Arsitama dengan Microsoft…hehee
tp.. mimpi itu ga dosa.. asal ada usaha.. doa..kerja keras..
daann.. akhirnyaa…
Bismillah..
Let’s Do It!!....


_spiderman sekolah lagi_
050213



Selasa, 23 Juli 2013

Arsitektur Sunda (Kampung Baduy)

          Banyak sekali ragam arsitektur sunda yang menarik kita pelajari, mulai dari bentukan bangunannya... atau ada yang lebih menarik lagi yaitu dari kebudayaan serta adat istiadat didalamnya. yu coba kita bahas beberapa kampung sunda untuk sekedar inspirasi kita atau sebagai wawasan buat kita. eehhmmnn mari kita mulai dari kampung baduy :) 


             Kampung Baduy

Kampung Baduy terletak  di pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak – Rangkasbitung, Banten. Orang dari kampung baduy biasanya disebut dengan orang baduy, tetapi mereka sendiri lebih suka menyebut diri mereka sendiri dengan nama urang kanekes atau orang kanekes, atau dipanggil sesuai dengan nama kampung mereka seperti Urang Cibeo.





Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat kampung baduy adalah bahasa sunda. Dan masyarakat kampung baduy mempunyai cara hidup yang berbeda serta merak a menutup diri dari pengaruh dunia luar dan menjaga cara hidup mereka yang tradisional.
Masyarakat suku baduy dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
1.      Tangtu
Disebut juga baduy dalam atau kanekes dalam, kelompok masyarakat yang paling menjaga dan mengikuti adat. Kelompok masyarakat ini tinggal di tiga kampung yaitu kampung Cibeo, Cikertawana dan Cikeusik. Ciri khas dari masyarakat baduy dalam ini adalah cara mereka berpakaian, yang mana pakaian mereka berwarna putih alami dan biru tua dengan memakai ikat kepala berwarna putih.
2.      Panamping
Disebut juga baduy luar ( kanekes luar), kelompok masyarakat ini tinggal di berbagai kampung yang mengelilingi wilayah baduy dalam, diantaranya kampung Cikadu, Kaduletuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu dan lain-lain. Ciri khas dari masyarakat baduy luar adalah memakai pakaian dan ikat kepala yang berwarna hitam.

3.      Dangka
Untuk kelompok masyarakat ini tinggal di luar wilayah kanekes, yaitu di kampung Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam).Dan kampung ini memiliki peranan atau berfungsi sebagai wilayah yang menyaring (buffer zone) pengaruh dari luar wilayah kanekes. 

Kepercayaan masyarakat suku baduy adalah pemujaan kepada arwah nenek moyang. Dan mata pencaharian sebagian besar masyarakat suku baduy adalah bertani padi huma. Kehidupan masyarakat suku baduy  yang tidak terpengaruh dunia luar dimana jauh dari peradaban perkotaan dan kemajuan teknologi. Meskipun demikian masyarakat suku baduy yang hidup sederhana ini dapat hidup tentram dan nyaman.






Keserangaman masyarakat suku baduy terlihat juga dari rumah-rumah suku baduy yang mana dibangun atau dibuat dengan mengunakan bahan dari alam seperti dari bambu, kayu, dan rotan. Untuk atapnya mereka menggunakan ijuk atau daun pandan.
Pembangunan rumah di kampung baduy harus mengikuti adat yang berlaku, dimana seluruh  rumah harus menghadap utara dan selatan dan saling berhadapan. Dan masyarakat suku baduy berusaha tidak mengubah atau mengolah keadaan lahannya untuk mendirikan rumah. Itu cara mereka menghoramati dan memperlakukan alam. Dan mereka berusaha memanfaatkan keadaan dan kondisi lahan yang ada. 
Hasilnya tatanan permukiman mereka menyatu dengan alam. Yang mana setiap rumah suku baduy berdiri mengikuti kontur atau kemiringan tanah. Dan menjadi keunikan dan ciri khas kampung baduy.