Banyak sekali ragam arsitektur sunda yang menarik kita pelajari, mulai dari bentukan bangunannya... atau ada yang lebih menarik lagi yaitu dari kebudayaan serta adat istiadat didalamnya. yu coba kita bahas beberapa kampung sunda untuk sekedar inspirasi kita atau sebagai wawasan buat kita. eehhmmnn mari kita mulai dari kampung baduy :)
Kampung
Baduy
Kampung
Baduy terletak di pegunungan Kendeng di
desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak – Rangkasbitung, Banten.
Orang dari kampung baduy biasanya disebut dengan orang baduy, tetapi mereka
sendiri lebih suka menyebut diri mereka sendiri dengan nama urang kanekes atau orang kanekes, atau
dipanggil sesuai dengan nama kampung mereka seperti Urang Cibeo.
Bahasa
yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat kampung baduy adalah bahasa sunda.
Dan masyarakat kampung baduy mempunyai cara hidup yang berbeda serta merak a
menutup diri dari pengaruh dunia luar dan menjaga cara hidup mereka yang
tradisional.
Masyarakat
suku baduy dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
1.
Tangtu
Disebut
juga baduy dalam atau kanekes dalam, kelompok masyarakat yang paling menjaga
dan mengikuti adat. Kelompok masyarakat ini tinggal di tiga kampung yaitu
kampung Cibeo, Cikertawana dan Cikeusik. Ciri khas dari masyarakat baduy dalam
ini adalah cara mereka berpakaian, yang mana pakaian mereka berwarna putih
alami dan biru tua dengan memakai ikat kepala berwarna putih.
2. Panamping
Disebut
juga baduy luar ( kanekes luar), kelompok masyarakat ini tinggal di berbagai
kampung yang mengelilingi wilayah baduy dalam, diantaranya kampung Cikadu,
Kaduletuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu dan lain-lain. Ciri khas dari masyarakat
baduy luar adalah memakai pakaian dan ikat kepala yang berwarna hitam.
3. Dangka
Untuk
kelompok masyarakat ini tinggal di luar wilayah kanekes, yaitu di kampung
Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam).Dan kampung ini memiliki
peranan atau berfungsi sebagai wilayah yang menyaring (buffer zone) pengaruh
dari luar wilayah kanekes.
Kepercayaan
masyarakat suku baduy adalah pemujaan kepada arwah nenek moyang. Dan mata
pencaharian sebagian besar masyarakat suku baduy adalah bertani padi huma.
Kehidupan masyarakat suku baduy yang
tidak terpengaruh dunia luar dimana jauh dari peradaban perkotaan dan kemajuan
teknologi. Meskipun demikian masyarakat suku baduy yang hidup sederhana ini
dapat hidup tentram dan nyaman.
Keserangaman
masyarakat suku baduy terlihat juga dari rumah-rumah suku baduy yang mana
dibangun atau dibuat dengan mengunakan bahan dari alam seperti dari bambu,
kayu, dan rotan. Untuk atapnya mereka menggunakan ijuk atau daun pandan.
Pembangunan
rumah di kampung baduy harus mengikuti adat yang berlaku, dimana seluruh rumah harus menghadap utara dan selatan dan
saling berhadapan. Dan masyarakat suku baduy berusaha tidak mengubah atau
mengolah keadaan lahannya untuk mendirikan rumah. Itu cara mereka menghoramati
dan memperlakukan alam. Dan mereka berusaha memanfaatkan keadaan dan kondisi
lahan yang ada.
Hasilnya
tatanan permukiman mereka menyatu dengan alam. Yang mana setiap rumah suku
baduy berdiri mengikuti kontur atau kemiringan tanah. Dan menjadi keunikan dan
ciri khas kampung baduy.